Tips Khusu’ dari Imam Ghazali



NGAJIKUY.ID | Shalat adalah salah satu kewajiban yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim. Selain karena masuk dalam rukun Islam, shalat juga merupakan tiang atau fondasi agama. Sebagaimana sebuah bangunan yang tidak mungkin berdiri tanpa fondasi, begitu pula halnya ibadah yang tidak mungkin melekat pahalanya bila tidak salat. Ini membuktikan betapa salat sangat penting dalam agama Islam bahkan menjadi salah satu identitas sebagai muslim.

Dalam pelaksanaannya, shalat baru sah jika mushalli melaksanakannya dengan memenuhi segala syarat dan rukunnya. Namun di samping itu, shalat juga harus dilakukan dalam keadaan khusu'. Artinya dalam melakukan salat, seseorang seyogyanya menghadirkan dirinya dalam shalat. Karena sebenarnya salat itu adalah momen di mana seorang hamba berbicara pada Tuhan. Sudah sepatutnya ia menghadap dengan penuh khusu'.


Namun tidak semudah dikata, menghadirkan khusu' dalam shalat adalah hal yang sulit bagi kebanyakan awam. Saat sedang shalat memang banyak sekali godaan yang mengakibatkan mushalli sulit menghadirkan diri dalam bacaan-bacaan salat. Imam Ghazali tahu betul akan hal ini. Karena itu beliau memberikan cara agar mushalli dapat khusu' dalam shalatnya.


Dalam kitab Bidayah al-Hidayah, Imam Ghazali menjelaskan bahwa dalam shalat, hati juga harus ikut shalat. Diri harus tahu di depan siapa sedang berdiri. Seseorang seharusnya malu bermunajat kepada Allah dalam keadaan hati yang lupa. Tidaklah pantas menghayal terhadap dunia dan lainnya saat sedang menghadap Allah. Padahal Allah tahu apa yang ada dalam hati hambanya.


Lebih lanjut Imam Ghazali menjelaskan bahwa dalam beribadah seharusnya kita menyembah seolah kita melihat Zat yang disembah. Kalaupun tidak sanggup melakukan yang demikian, setidaknya kita harus tahu diri bahwa Dia sedang melihat perbuatan tubuh dan hati hambanya.


Namun jika cara di atas belum mampu juga menghadirkan khusu' bagi mushalli, maka Imam Ghazali menyuruh kita untuk membayangkan seorang yang paling alim dari sanak keluarga kita. Seorang alim itu sedang memerhatikan bagaimana kita shalat. Saat itu, tubuh dan hati akan lebih mudah khusu' karena segan terhadap seorang alim tersebut. Lalu, saat hati sudah hadir dalam salat, barulah kita kembali mempertanyakan diri sendiri.


Katakan pada diri bahwa ia adalah seorang yang amat sangat buruk. Bukankah seharusnya memperbaiki kualitas shalat di depan Khalik lebih patut dilakukan ketimbang memperbaiki salat hanya karena segan dengan salah seorang hamba Khalik. Padahal yang memberi manfaat dan mudharat bukanlah dia melainkan Dia. Maka betapa bodohnya kita ini sebagai seorang hamba.


Dengan cara seperti inilah secara perlahan nafsu bisa dikendalikan dalam shalat sehingga khusu' pun bisa hadir. Mengamalkan cara ini secara terus menerus akan membuat hati semakin luluh dan lama-lama khusu' dalam shalat bisa hadir dengan mudah. Inilah cara menghadirkan khusu' versi Imam Ghazali.


Oleh: Fadhil Mubarak Aisma

Diskusi (1)